benarkan micin tidak berbahaya
Foto: SKITCHEN Indonesia

Apakah Micin Berbahaya?

Monosodium glutamat (MSG) atau micin sering dihindari dalam proses memasak karena dianggap berbahaya, mengganggu kesehatan dan tidak sehat.

Beberapa orang bahkan menyebut micin bisa menurunkan kepintaran dan membuat otak menjadi ‘lemot’.

Lantas, benarkah micin berbahaya? Lalu bagaimana micin mempunyai reputasi dan stigma buruk di masyarakat? Berikut SKITCHEN akan membahasnya satu-persatu.

Baca juga artikel kesehatan lainnya di sini.

Apa itu micin?

Monosodium glutamat (MSG) atau biasa dikenal sebagai micin merupakan penguat rasa yang memberikan sentuhan ‘umami’ pada banyak hidangan. MSG ditemukan oleh ahli kimia Jepang bernama Kikunae Ikeda.

Bahan utama micin adalah glutamat, yakni senyawa alami yang ditemukan di dalam makanan mulai dari ASI hingga keju parmesan. Saat ini, micin sudah diproduksi secara massal melalui proses pabrikan.

Apakah micin berbahaya?

MSG aman ditambahkan ke dalam masakan, bahkan sebenarnya tubuh kita memproduksi sendiri asam glutamat, yang juga terdapat dalam banyak makanan segar seperti tomat dan keju.

Dilansir dalam BBC News sebuah penelitian ilmiah pada tahun 2019 dalam jurnal Food Science and Food Safety menyimpulkan bahwa klaim atau tuduhan MSG menjadi penyebab berbagai macam penyakit adalah tidak berdasar.

Bahkan Badan Pengawas Obat Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan MSG “aman digunakan” dan memiliki label resmi, GRAS.

GRAS merupakan pernyataan aman bagi bahan tambahan pangan, termasuk pemanis buatan untuk ditambahkan ke dalam produk pangan sesuai ketentuan.

Lantas, mengapa micin memiliki reputasi yang buruk?

Sebagian kecil orang memang memiliki sensitif terhadap MSG, sama seperti orang yang sensitif terhadap telur, susu, dll. Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa micin tidak sehat dan menyebabkan berbagai penyakit.

Pada tahun 1968 sebuah jurnal di New England Journal of Medicine menyebut bahwa makanan China telah membuat sakit dan mengakibatkan beberapa gejala buruk, seperti sakit kepala, pusing, mati rasa dan kelemahan.

Kemudian pada tahun 1993, isu tersebut semakian berkembang di masyarakat Amerika dan memunculkan ketakutan dan tumbuh menjadi “Chinese Restaurant Syndrome”.

Chinese Restaurant Syndrome adalah sekelompok gejala (seperti mati rasa, sakit kepala, pusing hingga jantung berdebar) yang dianggap terjadi akibat memakan makanan dari restoran Cina, di mana kebanyakan restoran Cina memakai bumbu MSG.

Faktanya, kabar tersebut adalah bohong dan merupakan mitos belaka. Hal itu dilakukan sebagai tindakan kebencian atau rasisme anti-Asia oleh masyarakat Amerika pada saat itu.

Namun sayangnya, sampai saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa micin benar berbahaya dan bisa menimbulkan berbagai efek samping hingga penyakit. Meskipun, FDA dan banyak penelitan sudah membuktikan bahwa MSG aman dikonsumsi.

Jadi gimana, apakah kamu masih takut terhadap MSG atau micin?

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.
Required fields are marked *

Are you registered? Please log in to leave a comment with your account.

id_IDIndonesian